Kamis, 01 Maret 2012

Kampus Idaman Penyeru Kebaikan


Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (QS Al-Hasyr [59]: 9).

Islam senantiasa mengingatkan kepada umatnya, agar memberikan pelayanan yang maksimal kepada sesama manusia, mendahulukan kepentingan orang lain, ringan dalam senyuman, ramah dalam setiap tindakan, dan menjauhkan diri dari prasangka kepada saudara. Bukan hanya terpuji saat bekerja melainkan karakter yang memancar untuk sesama. Ahlakul karimah menjadi pegangannya.

Seperti Cabin crew maskapai penerbangan Internasional. Mereka adalah salah satu variabel utama yang membuat suasana pesawat terasa hangat. Dengan senyuman, mereka menyapa setiap penumpang tanpa terkecuali. Dengan ramah, mereka memberikan petunjuk yang diperlukan. Ketika penumpang membutuhkan perhatian, dengan sigap hadir disisi kursi menawarkan bantuan. Waktu yang lama di udara menjadi tidak terasa dengan pelayanan prima dari para awak kapal yang profesional.

Selain itu Islam pun mengajarkan kepada pemeluknya untuk selalu menjaga kebersihan. Dari ruang privat sampai tempat publik harus terpelihara, penyimpanan barang yang tertata, sampah tidak berserakan dimana-mana dan pengaturan fasilitas publik dapat memberikan kenyaman bagi para pengguna.

Diriwayatkan dari Sa¶ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah saw. : Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu´ (HR. Tirmizi)´

Lihatlah salah satu negara penghasil minyak ke-5 terbesar di dunia. Disana kita akan menemukan taman yang indah dengan bunga-bunga yang bermekaran, pohon kurma berjejer rapi sepanjang jalan, dan rumput hijau layaknya permadani beludru, menjadikan ruang publik di Abu Dhabi begitu tenteram dan nyaman. Gedung-gedung menjulang dengan arsitektur bernilai seni tinggi, tata kota yang rapi, sistem irigasi yang canggih, dan pengolahan limbah yang ramah, membuat Dubai menjadi tempat tujuan wisata yang sangat diminati wisatawan mancanegara. Itulah negeri gersang tapi subur, Uni Emirat Arab yang makmur.

Dari realita itulah para penyeru kebaikan dapat mengambil hikmah, khususnya cendikiawan masa depan yang saat ini tengah menimba ilmu di Institusi Pendidikan Tinggi. Mereka pada masa kontemporer ini, harus dapat membawa nilai-nilai Islam yang universal dan komprehensif kedalam ruang geraknya. Pribadi yang memberikan pelayanan optimal bagi mereka yang membutuhkan, berperan signifikan dalam agenda sosial kemasyarakatan, dan hadir membawa solusi bukan opini tanpa isi. Selain itu mereka juga harus dapat membentuk Lembaga Dakwah Kampus yang nyaman. Kebersihan, kerapihan, dan keindahan menjadi perhatian utama pengurus selain kesibukan sebagai event organizer. Sehingga Publik merasa betah berada disana karena standar internasional dijadikan sebagai Standar Operating Procedur (SOP) yang dijalankan.

Pada akhirnya, mari kita jadikan kampus sebagai tempat strategis penanaman nilai-nilai kebaikan. Pelayanan optimal berbasis ahlakul karimah dan rumah kediaman yang nyaman bagi setiap pengunjung yang datang. Sehingga diharapkan terlahir cendikiawan-cendikiawan yang memiliki pemahaman islam komprehensif, integritas dan kredibilitas tinggi, berkepribadian matang, moderat dan peduli terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar